I always let go of opportunities to open my heart just like when I was with you, Augu

[repost a memo]


Augu, ini aku. 

Hai Augu, bagaimana kabarmu? Semoga bahagia selalu untukmu dan kekasihmu. 

        Aku punya banyak sekali cerita tahu! Hm, pertengahan tahun 2021 ini cukup menyenangkan sekaligus menyebalkan. Aku sudah menjadi mahasiswa baru augu, sekarang aku mahasiswa! ya tampak menyenangkan karena bisa berkuliah di kampus perjuangan kampus biru!  Tapi menyebalkan karena aku punya tanggungjawab baru. 

Augu, 

        Waktu itu, sebelum ospek di kampusku dimulai. Ada seseorang yang mendekati ku. Dia pria baik, dewasa lucu yang membuat hari sepiku menjadi menyenangkan kembali dalam kurun waktu seminggu. Tapi aku belum bisa kembali membuka hatiku, Augu. Gara gara kamu! Engga itu bohong, itu cuma becanda tapi sekaligus fakta HAHA. Bukan karena kamu, Augu hanya saja aku belum berani lagi jatuh. Setelah denganmu, aku tak ingin jatuh lagi. Cukup denganmu aku jatuh - sejatuhnya. 

        Btw kamu mau tau tidak bagaimana dia berkenalan dengan ku? 

        Augu... dia menghubungiku tepat pukul 00.20 malam. Dia unik bukan? bayangkan saja     mana ada orang yang mau kirim pesan kepada orang yang tidak dikenal sama sekali di jam segitu. Cuma dia doang augu. Cuma dia...                                                                                                                        Kamu pasti penasaran dengan jawabanku bukan? jawabanku juga tetap sama augu, aku masih gadis yang cuek, mati rasa.  Tapi aku masih menyukai pria, hanya saja saat ini aku agak takut berhubungan dengan laki - laki augu. Sungguh, selain dengan teman dekatku. Aku tidak menyukai orang asing, apalagi laki - laki.

    Kami bertukar pesan cukup sering dan aku selalu bertanya - tanya apakah dia juga akan meninggalkan aku augu, sama seperti juli yang meninggalkanku juga. Karena Juli tau bahwa perjuangannya untuk membuka dinding hatiku akan sia - sia. Dia mengamatiku dengan baik. Juli menyerah, dan tentu aku juga menyerah.  

        Sempat aku tanya padanya Augu, kenapa dari sekian banyak orang, kenapa dia memilih aku untuk dia ajak kenalan. 

Jawabannya cukup aneh, menarik sekaligus lucu. 

“akuu bacaa surat Al Fatihah,Al ikhlas, An-nas, sama Al-falaq berakhirr di no kamuu, akuu cobaa ajaa. siapaa tauu cocok samaa prinsip akuu.”

Jawabannya persis seperti itu, tulisannya sangat persis seperti itu augu. Lucu bukan?.

        Dia baik padaku augu, dia juga tidak menyerah dia masih mau berusaha untuk membuka hatiku. Dia tidak sama seperti juli, dia berbeda. Tapi Augu, hatiku tetap tidak bisa diajak berbicara. Hatiku memilih untuk tidak melakukan nya Augu. Hatiku memintaku berhenti. Karena aku terlalu rusak untuk dia yang utuh. Dia sangat baik, sedangkan aku? Aku bahkan bukan perempuan yang cukup baik. Aku tidak pantas mendapatkan dia. Dan seharusnya dia tidak bertemu dengan ku. Dia seharusnya bertemu dengan perempuan baik lain Augu.

        Dan akhirnya selalu sama, aku memilih untuk menyudahinya Augu, aku lebih memilih dianggap jahat oleh dia. Dia berhak membenciku, dia juga berhak untuk mengatakan kata - kata kasar karena aku telah membuatnya sedih. 

        Sejujurnya aku belum terbiasa Augu, ketika harus memberi kabar, menerima telpon, memberi fotoku, atau segala hal yang bersangkutan dengan suatu hubungan, jujur aku belum siap. Aku masih dihantui rasa takut Augu. Aku belum siap untuk membiarkan dunia menerimaku. Aku selalu takut dengan ekspetasi orang lain kepadaku Augu. Aku sangat takut. 

            Aku tidak menyalahkan kamu Augu, bagian kisah kita dimasalalu akan selalu kujadikan pelajaran. Untuk selalu mencintai segala sesuatu dengan cukup dan sesuai porsinya. Karena yang sebetulnya salah adalah ekspetasiku yang terlalu berlebihan sehingga membuatku cukup kewalahan melawan isi kepalaku.

Augu, entah mengapa dari sekian banyaknya manusia yang ada di alam semesta ini. Kenapa rasa cintaku harus habis di kamu?

        Aku sungguh tidak mengerti, mengapa dahulu aku sesuka itu padamu. Sampai - sampai dulu aku sering sekali berharap bahwa akan selaamanya bersamamu, sungguh ekspetasi dan harapanku selalu tinggi kepadamu sehingga membuatku terjatuh dan cukup kesulitan dalam melupakanmu. Tapi tenang saja, sekarang aku sudah menerima dan melupakan kamu. 

Saat itu sesudah denganmu aku tidak tau apa yang harus ku cintai lagi. Aku tidak pernah bisa mencintai diriku sepenuhnya Augu. Aku selalu membenci diriku, sampai saat ini pun aku masih selalu membenci diriku yang selalu berubah - ubah layaknya bunglon. 


Apakah aku bisa bahagia dengan sikapku itu Augu? layaknya kamu yang juga sedang berbahagia dengan kekasihmu?

Komentar

Postingan Populer